SIKLOPEDI BERKAT- Kelapangan hati merupakan sebuah kenikmatan yang dianugrahkan oleh Allah SWT kepada manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Sehingga dengan kelapangan hati tersebut manusia bisa hidup lebih tenang dan tidak gundah.
Kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat sekecil apa pun itu, interaksi sosial kita akan lebih terjaga dan stabil karena kelapangan hati menciptakan ketenangan dalam bersikap.
Bahkan kelapangan hati dapat menolong kita di kala kehilangan sehingga tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Selain itu semua, sudah tentu, kelapangan hati membuat hubungan kita dengan Allah SWT semakin baik.
Baca Juga : Keutamaan Memperbanyak Baca Alquran di Bulan Ramadhan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 97 sampai 99:
Yang artinya, “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS Al-Hijr: 97-99).
Terkait ayat tersebut, Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam At-Tafsirul Munir menjelaskan bahwa ayat turun sebab Nabi saw merasa sempit hatinya sebab perkataan-perkataan buruk yang diucapkan oleh orang-orang musyrik dan juga penghinaan yang mereka lakukan.
Allah SWT menghimbau Nabi saw agar tidak berhenti dari menyebarkan risalah-Nya, kemudian Allah memerintahkan tawakal dan berserah diri kepada-Nya supaya dapat menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran yang membuat hatinya menjadi sempit.
Kemudian, Allah SWT juga memerintahkan Nabi saw untuk bertasbih, memuji Allah (tahmid), banyak shalat dan bersujud hingga datang ajal menjemput. (Wahbah Al-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Beirut, Darul Fikr Al-Mu’ashir], juz XIV, halaman 74).